Asal-usul kue NASTAR

NASTAR berasal dari bahasa Belanda ananas dan taart. Ananas berarti nanas dan tart berarti kue tar; “nastaart” yg artinya (pineapple cake). Jika digabung akan menjadi ananastaart, tar nanas. Tetapi kue tar nanas ini lebih mirip kue pai. Nastar diadaptasi dengan buah-buahan lokal di sini karena di Belanda nanas tidak tumbuh. Mungkin saja para nyonya Belanda mengadaptasi dari pai apel atau cherry di sana. Nastar juga disebut orang sunda di Bandung “ganas jeung tarigu” (nanas dan tarigu).

Kue nastar, dalam bahasa Inggrisnya pineapple tarts, atau pineapple nastar roll, yang popular pada saat merayakan Natal atau Lebaran. Kue kering yang dibuat dengan isi nanas ini juga merupakan salah satu makanan khas Imlek, karena memberikan arti atau simbol kemakmuran.

Nastar sudah lama merupakan hal yang wajib disajikan pada Tahun Baru China (IMLEK/Chinese New Year). Alasan utamanya adalah karena dalam Bahasa Hokian, berarti “ong lai“ (yang artinya adalah buah pir emas), juga memiliki arti “kemakmuran datang kemari”, rezeki, dan keberuntungan datang. Di samping itu, warna emas serta manis dan lembutnya isi nanas melambangkan rezeki yang manis, dan melimpah. Apalagi jika isi nanasnya banyak, artinya lebih berlimpah limpah.

Pada awalnya, nastar lebih merupakan ritual keluarga, dimana setiap keluarga membuat kuenya sendiri dari resep turun-temurun. Hanya saja, karena alasan kepraktisan, ritual ini perlahan menghilang. Para pengusaha bakery lalu mengambil kesempatan ini untuk menjual kue nastar beberapa bulan sebelum Imlek. Seringkali kue tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal, namun dengan kualitas yang lebih baik.

Seiring dengan kesadaran untuk kembali ke tradisi, para pecinta nastar lalu memegang kembali prinsip-prinsip tradisi keluarga. Yakni bahwa pineapple tarts seharusnya dibuat dengan tangan, dan merupakan sajian rumahan. Meskipun kue kering ini pada dasarnya tersedia sepanjang tahun, namun citarasanya tak akan pernah sama dengan saat disajikan untuk Tahun Baru China. Entah itu dipengaruhi oleh suasananya, atau karena keistimewaannya karena hanya memanjakan lidah kita setahun sekali.

Berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *