Jelang hari raya Idul Fitri, selalu menjadi hari yang tersibuk bagi PT. Bonli Cipta Sejahtera (BCS), produsen kue kering roombutter. Betapa tidak, saat tersebut membuat perusahaan yang terletak di Jalan Bojong Koneng Atas no. 43, Bandung ini kebanjiran omset. Pesanan yang datang mencapai 2000% dari hari-hari biasa. Ya, pesanannya mencapai 20 kali lipat dibanding hari biasa. Ya, maklum saja pada saat lebaran atau pun moment tertentu, secara tak tertulis, kukis menjadi suguhan wajib yang harus ada di setiap rumah-rumah.
Kukis buatan BCS banyak dicari konsumen karena renyah dengan cita rasa yang khas. Diproduksi dengan standar tinggi, menggunakan bahan-bahan berkualitas dan diolah melalui tangan-tangan terampil dengan teknologi modern, BCS selalu menekankan pntingnya produk yg higienis. Sebagai bukti, BCS sudah menerapkan sistem keamanan pangan dengan diterimanya sertifikat HACPP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Brand-brand buatn BCS pun membanjiri pasar, antar lain J&C Cookies, Ina Cookies, La Difa dengan lebih dari 100 varian rasa cookies, seperti Kaastengels, Nastar, Choco Mede, Sagu keju, Choco pindekas, Kacang Plong, Raisin Choco strawberry, dan sebagainya. Saat ini BCS telah memiliki total 2500 agen yang siap memasarkan produksi kue kering BCS, tersebar di wilayah Jabodetabek, Jabar, Bali, Bangka Belitung, Batam dan Bengkulu. Tak hanya pasar lokal, bahkan kue kering BCS bisa ditemui di Malaysia, Brunei, Singapura hingga Kanada. Pertumbuhannya mencapai 20% setiap tahunnya. “Kami menciptakan kue yang bila dimakan terasa hingga ke hati,” cerita Jodi Janitra, Direktur Marketing BCS.
Bila sebelumnya Ina Cookies, J&C Cookies dan La Difa berdiri sendiri, akhirnya tahun ini, para pemiliknya yang masih bertalian saudara sepakat berganung agar lebih efisien dalam pembelian bahan baku dan pengelolaan produk. Selain itu, penggabungan tersebut dilakukan untuk pengembangan produk dengan lebih baik. (SC)